Friday, July 23, 2010
7 Keajaiban Dunia
1. Keajaiban Dunia Grand Canyon
Grand Canyon adalah sebuah jurang tebing-terjal, diukir oleh Sungai Colorado, di utara Arizona. Jurang ini merupakan satu dari Tujuh Keajaiban Dunia dan sebagian besar berada di Taman Nasional Grand Canyon; salah satu taman nasional pertama di Amerika Serikat. Presiden Theodore Roosevelt merupakan salah satu pendukung utama wilayah Grand Canyon, mengunjunginya dalam beberapa kesempatan untuk berburu singa gunung dan menikmati pemandangan alam yang luar biasa.
Jurang ini, diciptakan oleh Sungai Colorado memotong sebuah selat selama jutaan tahun, panjangnya kira-kira 446 km, dengan lebar mulai dari 6 sampai 29 km dan dengan kedalaman lebih dari 1.600 m. Hampir dari 2000 juta tahun sejarah Bumi telah terpotong oleh Sungai Colorado dan anak sungainya lapis demi lapis sedimen ketika Dataran Tinggi Colorado mulai terangkat.
Grand Canyon pertama kali dilihat oleh orang Eropa pada 1540, García López de Cárdenas dari Spanyol. Ekspedisi saintifik pertama ke canyon ini dipimpin oleh Mayor AS John Wesley Powell pada akhir 1870-an. Powell menunjuk ke batuan sedimen yang terbuka di jurang sebagai “daun dalam buku cerita agung”. Namun, jauh sebelum masa itu, wilayah ini telah ditinggali oleh Penduduk Asli Amerika yang membangun tempat tinggal di tembok jurang ini.
2. Keajaiban Dunia Great Barrier Reef/Karang Penghalang Besar
Great Barrier Reef adalah kumpulan terumbu karang terbesar dunia yang terdiri dari kurang lebih 3.000 karang dan 900 pulau, yang membentang sepanjang 2.600 km. Karang ini berlokasi di Laut Koral, lepas pantai Queensland di timur laut Australia. Sebagian besar wilayah karang ini termasuk bagian yang dilindungi oleh Taman Laut Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef Marine Park).
Karang Penghalang Besar (KPB) dapat dilihat dari luar angkasa dan kadang disebut sebagai organisme tunggal terbesar di dunia. Pada kenyataannya, ia terbentuk dari berjuta organisme kecil, dikenal dengan sebutan polip koral (coral polyp). KPB dipilih sebagai sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1981.
3. Keajaiban Dunia Mount Everest
Mount Everest adalah gunung tertinggi di dunia (jika diukur dari paras laut). Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet puncaknya berada di Tibet. Gunung ini mempunyai ketinggian sekitar 8.850 m. Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggrisnya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor-general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari Tujuh Puncak Utama di dunia.
4. Keajaiban Dunia Air Terjun Victoria
Air terjun Victoria merupakan salah satu air terjun paling spektakuler di dunia. Air terjun ini terletak di Sungai Zambezi, yang pada saat ini membentuk perbatasan antara Zambia dan Zimbabwe. Air terjun ini memiliki lebar kira-kira 1 mil (1,6 km), dengan ketinggian 128m (420 kaki).
David Livingstone, penjelajah Skotlandia, mengunjungi danau ini pada 1855 dan menamakannya atas nama Ratu Victoria, sedangkan nama lokalnya adalah Mosi-oa-Tunya, “asap menggelegar.” Air terjun ini merupakan bagian dari dua taman nasional, Mosi-oa-Tunya National Park di Zambia dan Victoria Falls National Park di Zimbabwe, dan juga Situs Warisan Dunia UNESCO. Air terjun ini merupakan obyek wisata utama di Afrika Selatan.
5. Keajaiban Dunia Northern Lights
Salah satu keajaiban dunia adalah Northern Lights atau dikenal juga dengan istilah Aurora Borealis. Kejaiban cahaya warna-warni ini terbentuk akibat interaksi lapangan magnetik di Bumi dengan partikel matahari.
6. Keajaiban Dunia Volcano Paricutín
Volcano Paricutín, adalah sebuah gunung berapi yang terdapat di negara bagian Michoacan, Meksiko. Sebelum tahun 1943 gunung berapi ini tidak ada, namun tiba-tiba terdapat aktivitas vulkanik yang mengakibatkan orang-orang di sekitar sana mengungsi, gunung muda itu terus bertambah tinggi, dalam sehari menjadi 50 meter dan saat ini aktivitasnya bisa dikatakan berhenti, dan ketinggian gunung mencapai 336 meter.
7. Keajaiban Dunia Pelabuhan Rio de Janeiro
Rio de Janeiro (bermakna “Sungai Januari” dalam bahasa Portugis) adalah ibu kota Negara Bagian Rio de Janeiro di Brasil bagian tenggara.Kota ini mempunyai luas sebesar 1.256 km² dan penduduk sekitar 6.150.000 juta jiwa (2004).Sekitar 10 juta orang tinggal di wilayah metropolitan Rio de Janeiro Raya, yang saat ini merupakan kota terbesar keempat di dunia.
Letak pelabuhan Rio De Janeiro sangat unik iaitu tepat berada di hujung muara sungai antara pertemuan laut dan sungai, selain kota pelabuhan kota tersebut juga mempunyai letak dan pemandangan geografi yang sangat indah, Brazil ditemui dan dijajah oleh portugis pada tahun 1565 sehingga budaya , bahasa, kebiasaan, juga makanan mengacu kepada negara portugal iaitu kerena adanya ikatan batin antara dua negara tersebut.
Grand Canyon adalah sebuah jurang tebing-terjal, diukir oleh Sungai Colorado, di utara Arizona. Jurang ini merupakan satu dari Tujuh Keajaiban Dunia dan sebagian besar berada di Taman Nasional Grand Canyon; salah satu taman nasional pertama di Amerika Serikat. Presiden Theodore Roosevelt merupakan salah satu pendukung utama wilayah Grand Canyon, mengunjunginya dalam beberapa kesempatan untuk berburu singa gunung dan menikmati pemandangan alam yang luar biasa.
Jurang ini, diciptakan oleh Sungai Colorado memotong sebuah selat selama jutaan tahun, panjangnya kira-kira 446 km, dengan lebar mulai dari 6 sampai 29 km dan dengan kedalaman lebih dari 1.600 m. Hampir dari 2000 juta tahun sejarah Bumi telah terpotong oleh Sungai Colorado dan anak sungainya lapis demi lapis sedimen ketika Dataran Tinggi Colorado mulai terangkat.
Grand Canyon pertama kali dilihat oleh orang Eropa pada 1540, García López de Cárdenas dari Spanyol. Ekspedisi saintifik pertama ke canyon ini dipimpin oleh Mayor AS John Wesley Powell pada akhir 1870-an. Powell menunjuk ke batuan sedimen yang terbuka di jurang sebagai “daun dalam buku cerita agung”. Namun, jauh sebelum masa itu, wilayah ini telah ditinggali oleh Penduduk Asli Amerika yang membangun tempat tinggal di tembok jurang ini.
2. Keajaiban Dunia Great Barrier Reef/Karang Penghalang Besar
Great Barrier Reef adalah kumpulan terumbu karang terbesar dunia yang terdiri dari kurang lebih 3.000 karang dan 900 pulau, yang membentang sepanjang 2.600 km. Karang ini berlokasi di Laut Koral, lepas pantai Queensland di timur laut Australia. Sebagian besar wilayah karang ini termasuk bagian yang dilindungi oleh Taman Laut Karang Penghalang Besar (Great Barrier Reef Marine Park).
Karang Penghalang Besar (KPB) dapat dilihat dari luar angkasa dan kadang disebut sebagai organisme tunggal terbesar di dunia. Pada kenyataannya, ia terbentuk dari berjuta organisme kecil, dikenal dengan sebutan polip koral (coral polyp). KPB dipilih sebagai sebagai salah satu Situs Warisan Dunia UNESCO pada tahun 1981.
3. Keajaiban Dunia Mount Everest
Mount Everest adalah gunung tertinggi di dunia (jika diukur dari paras laut). Rabung puncaknya menandakan perbatasan antara Nepal dan Tibet puncaknya berada di Tibet. Gunung ini mempunyai ketinggian sekitar 8.850 m. Gunung ini mendapatkan nama bahasa Inggrisnya dari nama Sir George Everest. Nama ini diberikan oleh Sir Andrew Waugh, surveyor-general India berkebangsaan Inggris, penerus Everest. Puncak Everest merupakan salah satu dari Tujuh Puncak Utama di dunia.
4. Keajaiban Dunia Air Terjun Victoria
Air terjun Victoria merupakan salah satu air terjun paling spektakuler di dunia. Air terjun ini terletak di Sungai Zambezi, yang pada saat ini membentuk perbatasan antara Zambia dan Zimbabwe. Air terjun ini memiliki lebar kira-kira 1 mil (1,6 km), dengan ketinggian 128m (420 kaki).
David Livingstone, penjelajah Skotlandia, mengunjungi danau ini pada 1855 dan menamakannya atas nama Ratu Victoria, sedangkan nama lokalnya adalah Mosi-oa-Tunya, “asap menggelegar.” Air terjun ini merupakan bagian dari dua taman nasional, Mosi-oa-Tunya National Park di Zambia dan Victoria Falls National Park di Zimbabwe, dan juga Situs Warisan Dunia UNESCO. Air terjun ini merupakan obyek wisata utama di Afrika Selatan.
5. Keajaiban Dunia Northern Lights
Salah satu keajaiban dunia adalah Northern Lights atau dikenal juga dengan istilah Aurora Borealis. Kejaiban cahaya warna-warni ini terbentuk akibat interaksi lapangan magnetik di Bumi dengan partikel matahari.
6. Keajaiban Dunia Volcano Paricutín
Volcano Paricutín, adalah sebuah gunung berapi yang terdapat di negara bagian Michoacan, Meksiko. Sebelum tahun 1943 gunung berapi ini tidak ada, namun tiba-tiba terdapat aktivitas vulkanik yang mengakibatkan orang-orang di sekitar sana mengungsi, gunung muda itu terus bertambah tinggi, dalam sehari menjadi 50 meter dan saat ini aktivitasnya bisa dikatakan berhenti, dan ketinggian gunung mencapai 336 meter.
7. Keajaiban Dunia Pelabuhan Rio de Janeiro
Rio de Janeiro (bermakna “Sungai Januari” dalam bahasa Portugis) adalah ibu kota Negara Bagian Rio de Janeiro di Brasil bagian tenggara.Kota ini mempunyai luas sebesar 1.256 km² dan penduduk sekitar 6.150.000 juta jiwa (2004).Sekitar 10 juta orang tinggal di wilayah metropolitan Rio de Janeiro Raya, yang saat ini merupakan kota terbesar keempat di dunia.
Letak pelabuhan Rio De Janeiro sangat unik iaitu tepat berada di hujung muara sungai antara pertemuan laut dan sungai, selain kota pelabuhan kota tersebut juga mempunyai letak dan pemandangan geografi yang sangat indah, Brazil ditemui dan dijajah oleh portugis pada tahun 1565 sehingga budaya , bahasa, kebiasaan, juga makanan mengacu kepada negara portugal iaitu kerena adanya ikatan batin antara dua negara tersebut.
Puasa Dalam Sejarah Umat Lampau dan Islam
Firman Allah yang bermaksud: Wahai orang-orang yang beriman! Kamu diwajibkan berpuasa sebagaimana diwajibkan ke atas orang-orang yang dahulu daripada kamu, supaya kamu bertakwa (al-Baqarah, 2:183).
Terdapat dua perkara yang disentuh di dalam ayat tersebut, pertamanya, puasa adalah ibadat lama. Ia diwajibkan ke atas umat-umat lampau. Justeru, jika merujuk kepada sejarah, kita akan dapati hampir setiap bangsa di dunia ini mengamalkan puasa di dalam kehidupan mereka, walaupun mungkin ianya berbeza dari segi tujuan dan niat masing-masing.
Dalam mentafsirkan maksud: orang-orang sebelum kamu, kita dapati ulamak telah berbeza pendapat, antaranya:
Ada yang mengatakan bahawa ia bermaksud: orang-orang Nasrani sahaja.
Ada pendapat mengatakan, mereka adalah Ahl al-Kitab (iaitu orang Nasrani dan Yahudi).
Ada pendapat lain mengatakan bahawa ia bermaksud seluruh umat terdahulu yang menjadikan puasa sebagai amalan dalam kehidupan mereka sama ada kerana tuntutan keagamaan, kemasyarakatan atau kerana menolak sesuatu bencana dan sebagainya.
Berdasarkan pembacaan saya, didapati bahawa bangsa-bangsa lama seperti India, China, Jepun, Parsi, Mesir Purba, Greek, Rom, Yahudi, Nasrani dan Arab Jahiliyyah, masing-masing telah mengamalkan puasa pada hari atau bulan tertentu dalam setahun.
Secara ringkasnya dapat kita lihat kepada beberapa fakta berikut:
India:
Dalam sejarah bangsa ini memang terdapat amalan puasa yang mempunyai pelbagai matlamat, antaranya sebagai persembahan kepada bulan yang mereka puja. Penganut kepercayaan ini, selain mempersembahkan makanan, minuman dan susu, mereka juga berpuasa selama setengah bulan dan berbuka ketika bulan mengambang pada waktu malam. Mereka akan berhenti amalan ini apabila muncul anak bulan baru (Dr. `Ali Al-Khatib, 62).
Puasa juga di kalangan bangsa India bertujuan melepaskan diri dari kesiksaan akidah tanasukh dan bercamtum dengan tuhan mereka yang disebut sebagai Brahma dan akhirnya mencapai kebahagiaan sejati. Seseorang tidak akan sampai kepada Brahma kecuali apabila dia sudah sampai kepada hakikat dan melepaskan diri dari segala macam ikatan kebendaan. Dengan itu kehidupan secara zahid amat terkenal di kalangan bangsa India. Dalam konteks ini mereka akan berpuasa selama 14 hari tanpa memakan sebarang makanan, kecuali dengan diselang-seli minuman air sahaja selama masa tersebut (Dr. A. Al-Khatib, h. 65).
Dalam pegangan kumpulan Sinata, ahli agama mereka dikehendaki berpuasa setiap hari bermula sejak jatuh matahari sehingga ke waktu naik fajar merah, tanpa makan dan minum sepanjang-panjang masa itu (Dr. A. Al-Khatib, 66)
Selain dari ahli agama kumpulan Sanita, ahli agama secara umumnya dikehendaki berpuasa pada awal musim gugur dan sejuk, dan permulaan musim bunga dan panas, dan pada waktu berlaku gerhana matahari.
Puasa yang mereka amalkan ini kebiasaannya akan berpanjangan jika tujuannya untuk melepaskan diri dari kekuasaan tanasukh atau menghapus akidah ini dari menguasai roh mereka. Berdasarkan kepada akidah tanasukh ini, roh seseorang itu tidak akan mati selama-lamanya, tetapi ia akan berpindah dari satu jasad ke jasad yang lain atau akan berpindah ke jasad binatang, biasanya ia akan berpindah dari yang baik kepada yang lebih buruk. Sepanjang-panjang perpindahan ini mereka akan tersiksa, dengan itu mereka sanggup melepaskan diri mereka dari ikatan keduniaan dan berpuasa sehingga mereka bercamtum dengan tuhan mereka Brahma ataupun menamatkan hidup mereka supaya mereka terlepas dari kekuasaan tanasukh. Kepercayaan ini menyebabkan ramai rakyat India purba yang berpuasa atau mengkuburkan diri di bawah tanah semasa mereka berpuasa (op. cit, 67).
Kepercayaan Budha yang lahir di India tidak terlepas dari amalan ini. Kita lihat Budha sendiri mengamalkan cara hidup berpuasa selama 6 tahun. Dalam pegangan salah satu mazhab Budha, seorang ahli agamanya dikehendaki berpuasa sepanjang masa selama hidupnya, tanpa mengambil apa-apa makanan kecuali sebiji beras sahaja pada waktu duha setiap hari. Dalam peraturan keagamaannya, para pengikut Budha dihendaki berpuasa 4 hari dalam masa sebulan, iaitu pada hari pertama awal bulan, hari kesembilan, kelima belas dan hari kedua puluh dua (op.cit. 72-74)
Tujuan amalan ini ialah untuk sampai kepada hakikat atau mencapai kebahagiaan sejati atau navarna.
China dan Jepun:
Agama Budha kemudiannya berkembang di China dan Jepun. Di negara China ia menjadi agama rasmi negara pada masa pemerintahan Maharaja Fu Ti (58 - 71M.). Di negara Jepun, agama Budha mula bertapak pada pertengahan kurun ke enam Masihi. Dan akhirnya ia juga menjadi agama negara bagi negara itu. Di sini agama ini telah berpecah kepada beberapa aliran yang drastik. Apa yang pentingnya bagi kita ialah dengan berkembangnya agama Budha di kedua-dua negara itu, maka amalan puasa turut diamalkan oleh rakyat kedua-duanya
Parsi:
Dari bukti bahasa, budaya dan acara keagamaan, dapat dipastikan bahawa orang-orang Parsi sebenarnya adalah berketurunan campuran India-Eropah. Dikatakan sejak abad keempat belas SM., Parsi merupakan sebuah negara yang menganut agama Hindu lama. Dengan itu terdapat di kalangan mereka nama-nama pinjaman seperti Andra, Matra, Faruna dan Vida yang kesemuanya merupakan nama-nama tuhan dalam kepercayaan orang-ornag India. Dan dengan itu sekaligus terdapat di kalangan mereka acara-acara keagamaan orang-orang India purba, seperti pengorbanan, puasa dan lain-lain (op.cit, h. 82).
Kemudian pada abad kelima SM, Parsi mula menerima pengaruh Yahudi. Ekoran kepada pengaruh ini terdapat sebahagian penduduk negara ini yang mengamalkan beberapa acara keagamaan orang-orang Yahudi seperti sembahyang dan puasa.
Hasil percampuran pelbagai kepercayaan di kalangan penduduk Parsi, kita dapati mereka mempunyai program puasa seperti berikut:
1. Berpuasa selama 7 hari pada tiap bulan.
2. Berpuasa selama 2 hari berturut-turut tanpa berbuka apabila bulan purnama.
3. Berpuasa selama 2 hari berturut-turut tanpa berbuka apabila terbit anak bulan.
4. Berpuasa selama 2 hari apabila bulan perpindah kepada garisan jaddi.
5. Berpuasa pula selama 30 hari dan berbuka pada ketika matahari jatuh apabila ia berpindah pada garisan dalwu.
6. Berpuasa pada hari Ahad dan Isnin kerana memberi penghormatan kepada matahari dan bulan
Mesir Purba:
Puasa di kalangan orang-orang Mesir purba dilakukan sebagai memberi khidmat kepada rumah ibadat dan protokolnya. Seseorang pembantu rumah ibadat sebelum memulakan khidmatnya dikehendaki berpuasa selama 2 hari tanpa memakan apa-apa makanan kecuali air sahaja. Kadang-kadang puasa itu berlanjutan sehingga 42 hari.
Orang-orang awam akan berpuasa pada beberapa waktu yang terdekat kerana berlaku mala petaka seperti banjir besar, mereka akan berpuasa selama 4 hari dan mereka juga berpuasa pada hari-hari berlaku peristiwa sedih yang lain, seperti hari kematian lembu suci mereka dan lain-lain. Kesemuanya diatur oleh ahli-ahli agama mereka
Greek dan Rom:
Penduduk kedua-dua negara ini tidak banyak berbeza dari segi cara berpuasa dan matlamatnya.
Di Greek, rakyatnya berpuasa dalam pelbagai bentuk ketika berlaku mala petaka dan bala bencana agar segala macam kesiksaan itu akan tamat segera. Ada juga mereka berpuasa kerana mensyukuri tuhan mereka kerana terlepas dari bala atau kerana berlaku perubahan kepada undang-undang negara.
Rakyat negara ini juga akan berpuasa selama 10 hari sebelum melakukan peperangan kerana bertujuan memohon kemenangan.
Di Rom, rakyat negara ini sangat percaya dengan kekuatan puasa sehingga mereka mempercayai bahawa seorang yang berpuasa mampu membunuh ular tedung dengan ludahnya sahaja. Seorang tukang tilik perempuan biasanya berpuasa selama 3 hari disamping beberapa amalan pelengkap yang lain sebelum melakukan apa-apa tilikan. Rakyat terpaksa memberi upah kepadanya jika mereka memohon apa-apa khidmat tilikannya
Yahudi:
Bangsa Yahudi adalah pengikut syari`at Musa. Sebelum menerima kitab Taurat, Musa AS. berpuasa selama 40 hari di Saina'. Tetapi orang-orang Yahudi menganggapnya sebagai puasa khusus Nabi Musa. Ulamak Tafsir mengatakan bahawa Musa berpuasa 40 hari ini tanpa diselangi sama sekali dengan berbuka.
Bagi orang-orang Yahudi, mereka berpuasa sehari sahaja, sebagai puasa wajib, iaitu pada hari ghufran (pengampunan). Mereka mendakwa hanya itu sahaja puasa wajib yang dikenakan ke atas mereka. Puasa-puasa lain adalah puasa sunat yang dilakukan beberapa kali yang tidak tersusun.
Puasa sehari ini mereka lakukan pada satu perempat jam sebelum jatuh matahari hari ke 9, bulan Tashri, iaitu awal tahun Ibri (tahun Yahudi) dan berterusan sehingga selepas satu perempat jam jatuhnya matahari pada hari ke sepuluh. Iaitu kira-kira selama 25 jam berturut. Sepanjang-panjang masa berpuasa itu mereka dilarang memakan, meminum dan melakukan hubungan perkelaminan. Puasa ini menjadi amalan mereka sehingga ke hari ini. Hari kesembilan ini mereka namakan juga sebagai hari kabur, iaitu hari `asyura' mereka.
Tentang puasa-puasa sunat mereka, kita dapati ada beberapa kali mereka berpuasa di sepanjang tahun kerana beberapa perayaan atau peristiwa yang telah berlaku, seperti perayaan kerana mengenangkan mereka terlepas dari gerakan penghapusan atnik di negara Parsi yang dilakukan oleh seorang menteri di negara itu bernama Haman. Untuk perayaan ini, mereka berpuasa selama 3 hari. Perayaan ini dinamakan sebagai Hari Raya Forim. Begitu juga mereka berpuasa kerana peristiwa sebuah rumah ibadat mereka di negara Mesir yang dibakar oleh ahli agama negara itu di bawah pengaruh Parsi. Terdapat 19 hari-hari perayaan mereka sepanjang tahun yang digandingkan dengan amalan berpuasa. Sebahagiannya, mereka berpuasa selama sehari dan ada juga mereka berpuasa selama 7 hari. Perayaan yang paling penting bagi mereka ialah perayaan hari mereka dilepaskan dari buruan tentera Fir`aun dibawah pimpinan Nabi Musa menyeberangi laut Merah yang mereka namakan sebagai hari Fash
Nasrani:
Orang-orang Nasrani sama seperti orang-orang Yahudi merupakan penganut agama Ahl Al-Kitab, mereka juga turut berpuasa sebagai salah satu amalan agama mereka.
Orang-orang Nasrani terbahagi kepada tiga mazhab atau aliran, iaitu Katholik, Othordok dan Protestin. Ketiga-tiga mazhab ini mempunyai cara amalan puasa yang sebahagiannya berbeza di antara satu dengan yang lainnya.
Bagi pengikut mazhab Katholik, mereka mula berpuasa pada pertengahan malam sehingga ke waktu pertengahan siang esoknya. Pada masa berpuasa, mereka dilarang mengambil makanan dan minuman sahaja. Seseorang lelaki diwajibkan berpuasa sejak berumur 15 tahun sehingga ke umurnya 60 tahun dan seorang perempuan pula diwajibkan memulakan puasanya pada umur yang sama dengan lelaki, tetapi ia berakhir pada umur 55 tahun. Menurut mazhab ini, pengikutnya dikehendaki berpuasa hanya pada Hari Puasa Besar sahaja. Gereja mazhab ini membatalkan kesemua puasa-puasa yang lainnya. Hal ini dikatakan kerana tiada nas di dalam Injil.
Mereka juga dilarang memakan daging, susu dan telur pada hari Rabu dan Jumaat pada setiap minggu, begitu juga pada hari-hari Puasa Besar. Larangan ini melibatkan kesemua penganut mazhab ini sejak berumur 7 tahun sehingga ke akhir hayatnya (op. cit., h. 151-152).
Pengikut mazhab Othordok pula, mereka mempunyai program puasa yang tersendiri. Pada mereka, puasa ialah menahan diri dari memakan makanan dalam masa yang tertentu. Masa ini hanya ditentukan oleh padri mazhab mereka yang mempunyai hak berbuat demikian.
Dalam mazhab ini, Puasa Besar dianggap sebagai puasa yang paling penting, masanya selama 50 hari dan berakhir pada kebiasaannya pada hari Raya Kiamat. Mereka juga berpuasa selama 40 hari yang dinamakan Puasa Kelahiran, bermula dari 25hb. Nov. sehingga 6 Januari, iaitu sebelum berlangsung Raya Kelahiran.
Pihak gereja mazhab ini juga turut berpuasa pada hari Rabu dan Jumaat dan sehari puasa yang lain dinamakan dengan Puasa Rasul-rasul.
Selain dari itu, pengikut mazhab ini juga berpuasa selama 15 hari untuk Mariam yang bermula pada awal Masri (bulan kiraan orang-orang Nasrani).
Mereka juga berpuasa tiga hari seperti puasa Nabi Yunus AS., puasa Paramont di antara sehari sehingga ke tiga hari (op.cit., h. 156-158).
Dalam mazhab Protestin pula, puasa menjadi amalan galakan sahaja kerana tiada nas Injil yang mewajibkannya. Dengan erti tiap pengikutnya akan berpuasa mengikut selera masing-masing sahaja. Mazhab ini juga tidak menentukan masa untuk berpuasa dan ia juga tidak menentukan umur seseorang untuk berpuasa, malah segala-galanya diserahkan kepada pilihan atau kemahuan pengikutnya, bila mereka ingin berpuasa dan bila pula mereka ingin berbuka.
Sebahagian yang lain pula menggantikan amalan puasa dengan sesuatu pekerjaan seperti memberhentikan memakan makanan yang mereka suka disamping menyimpan harganya untuk diberikan kepada fakir miskin.
Sebagai kesimpulannya:
1. Kesemua mazhab orang-orang Nasrani menganggap hubungan sex tidak ada kaitan dengan amalan puasa dan tidak membatalkannya.
2. Tidak ada persepakatan pendapat di antara mereka tentang menentukan puasa fardu/wajib.
3. Tidak ada persefahaman di antara mereka tentang masa permulaan puasa dan juga masa akhirnya. Tiap orang boleh menamatkan puasanya pada bila-bila masa yang dikehendakinya.
4. Puasa hari Sabtu diakui oleh Katholik, tetapi tidak disetujui oleh Othordok kecuali Sabtu yang jatuh sebelum hari Raya Kiamat (op. cit. h. 161-163).
Dengan itu jelas kepada kita bahawa puasa orang-orang Yahudi adalah lebih tersusun dari puasa-puasa yang diamalkan oleh orang-orang Nasrani.
Semenanjung Tanah Arab:
Sebelum kedatangan Islam, negara itu sudahpun mengenali agama Hanif yang dibawa oleh Nabi Ibrahim AS., agama Ahl Al-Kitab (Yahudi dan Nasrani), Brahma, Sabi'ah, agama berhala, Majusi, penyembahahan cakrawala dan jembalang. Dengan itu amalan puasa merupakan sesuatu yang tidak asing di kalangan mereka. Sekurang-kurangnya mereka akan terpengaruh dengan orang-orang Yahudi dan Nasrani yang hidup bersama-sama mereka di Semenanjung mereka.
Disebutkan bahawa orang-orang Arab Quraish, khasnya Quraish Makkah, berpuasa pada hari `Asyura' sebagai penebus dosa mereka pada masa Jahiliah. Ada pendapat lain yang mengatakan bahawa puasa `Ashura' itu adalah mengambil sempena hari dipasang kelambu pada Ka`bah. Mereka berpuasa pada 10hb. Muharram. Puasa ini sama seperti puasa orang-orang Yahudi yang juga dinamakan sebagai puasa hari `Asyura' atau puasa hari Pengampunan (op. cit., h. 172).
Selain dari itu, orang-orang Arab yang berada di bawah pengaruh orang-orang Nasrani, ada di antara mereka yang mengamalkan amalan puasa fardu selama 30 hari yang kemudiannya bertukar menjadi 50 hari pada waktu yang tertentu setiap tahun
Zaman Islam:
Dalam Islam, puasa terbahagi kepada tiga:
1. Puasa Ramadan.
2. Puasa Khas, seperti puasa nazar dan kaffarah.
3. Puasa Sunat.
Dari segi pusingannya pula, puasa terbahagi kepada dua peringkat, peringkat sebelum Ramadan dan kemudian hanya puasa Ramadan.
Puasa Sebelum Ramadan:
Puasa sebelum Ramadan, terbahagi kepada dua jenis, pertama: puasa `Ashura' dan kedua: puasa tiga hari pada setiap bulan.
Menurut pendapat yang terkuat, puasa `Ashura' sebelum difardukan puasa Ramadan merupakan puasa wajib ke atas orang-orang Islam. Terdapat beberapa buah Hadis yang menunjukkan hukum berkenaan, antaranya Hadis riwayat `Aishah RA. yang menyebut bahawa baginda telah mengarahkan supaya ditunaikan puasa `Ashura', tetapi selepas difardukan puasa Ramadan, seseorang itu bebas sama ada ingin berpuasa puasa `Ashura' ataupun tidak.
Demikian halnya dengan puasa tiga hari setiap bulan, ia juga merupakan puasa wajib sebelum difardukan puasa bulan Ramadan (op.cit., h. 181-186).
Beberapa Aspek Penting Dalam Puasa `Ashura':
1. Ia menunjukkan kaitan di antara Nabi Muhammad SAW. dengan umat-umat sebelumnya dalam ketaatan kepada Allah.
2. Mengagungkan hari-hari bersejarah kerana pada hari itu Allah telah berkenan memenangkan yang benar ke atas yang batil (dengan menyelamatkan Nabi Musa AS. bersama-sama pengikutnya menyeberangi Laut Merah).
3. Merupakan kesempatan untuk memberitahu kepada orang-orang Yahudi tentang adanya hubungan agama di antara syari`at Nabi Musa AS. dengan syari`at yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW., di samping adanya hubungan di antara umat Muhammad dengan umat-umat yang sebelumnya, terutamanya setelah adanya beberapa peristiwa yang menunjukkan mereka menolak ajaran Nabi SAW.
4. Dan yang utamanya ialah melatih kaum muslimin mengenai kewajipan berpuasa pada masa-masa tertentu yang dilakukan secara bersama. Sebab, puasa yang dijalankan oleh Nabi Muhammad SAW. pada hakikatnya adalah satu penerusan kepada puasa yang telah lama berjalan di kalangan orang-orang Makkah, tetapi tidak dalam bentuknya yang serentak dan bersama. Puasa yang dilakukan baginda ini sebagai langkah awal untuk menerima puasa Ramadan yang akan difardukan. Kerana itulah ketika puasa Ramadan difardukan maka puasa `Ashura' tidak diwajibkan lagi (Atiyyah Muhammad Salim, h. 13-14).
Puasa Ramadan:
Puasa Ramadan difarjukan pada 2hb. Sya`ban, tehun ke 2H. menerusi 4 ayat dari surah Al-Baqarah, iaitu ayat-ayat 183-187. Ayat-ayat ini tidak diturunkan serentak, malah ia diturunkan satu demi satu yang dipisahkan dengan jarak masa yang tertentu.
Keempat-empat ayat tersebut telah memberi penjelasan terperinci tentang masa, cara dan apa-apa tegahan semasa berpuasa. Ia tidak membiarkan baginda menjelaskannya, tidak seperti ibadat-ibadat lain yang memerlukan Hadis Amali dari baginda yang menjelaskan cara perlaksanaannya dengan betul.
Sebagai contohnya, ayat pertama menunjukkan hukum melakukan puasa yang difardukan ke atas orang-orang Islam, ia juga ke atas umat-umat lampau.
Pada peringkat ini, puasa orang-orang Islam tidak berbeza dengan cara berpuasa orang-orang Yahudi, iaitu selama 23 jam, bermula selepas seseorang itu sembahyang isha` atau selepas dia tidur sesudah waktu maghrib. Ia berterusan sehingga ka waktu jatuh matahari pada hari berikutnya.
Cara berpuasa pula di dalam bentuk pilihan, iaitu sesiapa yang tidak mahu berpuasa, maka dia boleh menggantikan hari dia berbuka itu dengan memberi makanan kepada seorang miskin bagi setip hari. Kedudukan ini berlanjutan sehingga turun ayat yang merobahnya, iaitu firmanNya yang bermaksud: ...sesiapa yang melihat anak bulan, maka hendaklah dia berpuasa. Dengan itu puasa Ramadan sudah bertukar corak, dari bentuk di mana orang-orang Islam diberikan pilihan sama ada berpuasa atau memberi makanan kepada orang miskin, kepada hukum berpuasa sahaja (tanpa pilihan) sepanjang-panjang bulan itu. Walaupun begitu masa berpuasa tetap seperti asalnya, iaitu bermula dari selepas sembahyang `Isha' atau selepas tidur sesudah waktu maghrib sehingga ke waktu jatuhnya matahari pada hari berikutnya. Kedudukan ini berlanjutan sehinggalah turunnya ayat yang berikutnya: ...diharuskan bagi kamu melakukan persetubuhan dengan isteri-isteri kamu pada malam bulan Ramadan dan firmanNya: ... makanlah dan minumlah sehingga jelas kepada kamu benang putih dari benang hitam menerusi cahayat matahari. Kedua-duanya menjelaskan kepada orang-orang Islam bahawa mereka diharuskan makan, minum dan bertamattu` dengan isteri-isteri mereka pada malam Ramadan. Mereka hanya dikehendaki menahan diri dari perkara-perkara tersebut dan lainnya yang membatalkan puasa bermula dari sejak naik fajar sehinggalah ke waktu jatuhnya matahari hari yang sama.
Dari pembentangan ini kita dapat melihat:
1. Puasa Ramadan berlangsung pada peringkat awalnya dalam kadar masa hampir sehari, iaitu selama hampir 23 jam.
2. Pada permulaannya orang-orang Islam diberi pilihan, sama ada mereka berpuasa atau berbuka, dan mereka dibenarkan menggantikannya dengan memberi makan kepada seorang miskin bagi setiap hari puasa yang mereka tinggalkan atau berbuka.
3. Kemudian, mereka diwajibkan berpuasa sahaja tanpa pilihan dengan kelamaan masa yang sama, seperti puasa Ahl Al-Kitab, iaitu dari waktu sesudah sembahyang `Isha' atau sesudah tidur selepas waktu maghrib sehingga ke waktu jatuhnya matahari pada hari berikutnya.
4. Kemudian, mereka dibenarkan berbuka (makan, minum dan bertamattu` dengan isteri) selepas waktu jatuhnya matahari sehinggalah ke waktu naik fajar siangnya.
Dari pendedahan ini kita dapati bahawa masa untuk berbuka puasa pada peringkat awalnya adalah sama dengan apa yang telah diamalkan oleh Ahl Al-Kitab ketika mereka berpuasa, iaitu bermula dengan jatuhnya matahari dan berakhir dengan: sama ada selepas orang yang berpuasa itu sembahyang `Isha' atau dengan berlangsungnya tidur sesudah jatuhnya matahari pada hari berkenaan sekalipun sebelum melakukan sembahyang `Isha'. Dengan itu, seseorang yang ingin melanjutkan masa berbukanya, dia akan melewatkan sembahynag Isha' dan tidak tidur selepas jatuhnya matahari.
Kedudukan tersebut memberi gambaran jelas kepada kita bahawa puasa Ramadan juga telah difardukan ke atas pengikut Ahl Al-Kitab sebelum Islam. Inilah pendapat sebahagian ulamak seperti Qatadah, al-Tabari dan al-Sudi. Dengan itu maksud firmanNya: .... seperti ia difardukan ke atas mereka sebelum kamu (Ahl Al-Kitab) pada beberapa hari tertentu ialah bulan Ramdan.
Begitulah, antara perkembangan yang berlaku dalam sejarah kefarduan puasa bulan Ramadan sehingga seperti yang kita lakukan pada hari ini. Dan begitu jugalah kedudukan amalan puasa di kalangan umat-umat lampau.
----------------------> sumber ::http://www.ikim.gov.my
BERTUNANG tak sama dengan BERKAHWIN !!!
Bertunang tak sama dengan berkahwin.!!!!!!!!
Bertunang adalah ikatan tetapi ia belum diteguhkan oleh akad yang menghalal-kan segala perhubungan antara lelaki dan perempuan. Bertunang adalah tempoh suai kenal bukan tempoh memadu asrama. Maka orang yang sedang bertunang tak boleh melanggar batas-batas agama kerana mereka masih belum ‘halal’ untuk sentuh-bersentuhan dan sebagainya. Pihak lelaki perlu menyedari mereka belum lagi menjadi suami, begitu juga pihak perempuan belum bergelar isteri.
Paling sedih sekali...ada tuh yang bawa nama islam...join usrah sana sini...aktif persatuan islam...tapi kenapa tak jaga juga adab2 dalam tempoh bertunang...
takkan selama nih tak tau kot adab2 dalam tempoh bertunang..tuh pun nak kena habaq gak ka???????mai nak ketuk kepala sikit..kasi ingat balik apa yang ustaz ustazah ajar....
Bila ditegur..melenting....naik darah...kata kawan tak faham hati kawan..oit kawan..sebab si kawan tuh faham la dia tegur kawan..kalu kawan tuh tak faham kawan..dibiarkan je kawan..yerlah..ada setengah tuh kata apa..."kubur lain2.."amboi...sedapnya ayat...sekeh kepala kang....
nak ke sebelum tiba hari akad nikah tuh...kita yang mengharapkan redha Allah..tapi bergelumang dengan maksiat...nauzubillah...tolong lah....please lah..nak merayu macam mana lagi..sedarlah...jangan jadikan diri kita nih penfitnah agama...jangan jadikan diri ini..penfitnah kepada muslimat yang cun2 yang bertudung labuh di luar sana....Ada tuh..sebelum bertunang..bukan main tentang dan marah kat sapa2 yang keluar lelaki perempuan...tak jaga ikhtilat...tapi kenapa bila dah bertunang..DIA TAK BUAT PULA APA YANG DIA KATA...LIHAT LAH..KAU SEDANG DIUJI....
"wahai orang yang beriman!mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan"(as-saff : 2-3)
of course lah ada orang akan kata..."ala..tudung labuh pun sama je macam budak perempuan yang lain..keluar juga dengan lelaki...walaupun baru bertunang...meseg2 sayang2..rindu2 gak ngan tunang dia...calling2 tengah2 malam gak ngan tunang dia..sama je semua..tak ada beza pun.."
Hati nih kecewa dengar macam tuh....kecewa yang amat amat amat sangat..nak dirawat pun tak tau macam mana lagi...Sedih...rasa macam dipijak2 kepala..selama nih muslimat yang bertudung labuh jaga maruah...akhirnya...terima padah macam tuh atas sebab kesalahan yang dilakukan sahabat sendiri....
Renung-renungkan lah...Fikir-fikirkan lah...adakah kita terlibat sama...
Bertunang adalah ikatan tetapi ia belum diteguhkan oleh akad yang menghalal-kan segala perhubungan antara lelaki dan perempuan. Bertunang adalah tempoh suai kenal bukan tempoh memadu asrama. Maka orang yang sedang bertunang tak boleh melanggar batas-batas agama kerana mereka masih belum ‘halal’ untuk sentuh-bersentuhan dan sebagainya. Pihak lelaki perlu menyedari mereka belum lagi menjadi suami, begitu juga pihak perempuan belum bergelar isteri.
Paling sedih sekali...ada tuh yang bawa nama islam...join usrah sana sini...aktif persatuan islam...tapi kenapa tak jaga juga adab2 dalam tempoh bertunang...
takkan selama nih tak tau kot adab2 dalam tempoh bertunang..tuh pun nak kena habaq gak ka???????mai nak ketuk kepala sikit..kasi ingat balik apa yang ustaz ustazah ajar....
Bila ditegur..melenting....naik darah...kata kawan tak faham hati kawan..oit kawan..sebab si kawan tuh faham la dia tegur kawan..kalu kawan tuh tak faham kawan..dibiarkan je kawan..yerlah..ada setengah tuh kata apa..."kubur lain2.."amboi...sedapnya ayat...sekeh kepala kang....
nak ke sebelum tiba hari akad nikah tuh...kita yang mengharapkan redha Allah..tapi bergelumang dengan maksiat...nauzubillah...tolong lah....please lah..nak merayu macam mana lagi..sedarlah...jangan jadikan diri kita nih penfitnah agama...jangan jadikan diri ini..penfitnah kepada muslimat yang cun2 yang bertudung labuh di luar sana....Ada tuh..sebelum bertunang..bukan main tentang dan marah kat sapa2 yang keluar lelaki perempuan...tak jaga ikhtilat...tapi kenapa bila dah bertunang..DIA TAK BUAT PULA APA YANG DIA KATA...LIHAT LAH..KAU SEDANG DIUJI....
"wahai orang yang beriman!mengapa kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan?(Itu) sangatlah dibenci di sisi Allah jika kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan"(as-saff : 2-3)
of course lah ada orang akan kata..."ala..tudung labuh pun sama je macam budak perempuan yang lain..keluar juga dengan lelaki...walaupun baru bertunang...meseg2 sayang2..rindu2 gak ngan tunang dia...calling2 tengah2 malam gak ngan tunang dia..sama je semua..tak ada beza pun.."
Hati nih kecewa dengar macam tuh....kecewa yang amat amat amat sangat..nak dirawat pun tak tau macam mana lagi...Sedih...rasa macam dipijak2 kepala..selama nih muslimat yang bertudung labuh jaga maruah...akhirnya...terima padah macam tuh atas sebab kesalahan yang dilakukan sahabat sendiri....
Renung-renungkan lah...Fikir-fikirkan lah...adakah kita terlibat sama...
Subscribe to:
Posts (Atom)